Resensi Novel "Alice in Wonderland (Atria)"


















PERINGATAN!
1. Dilarang mengikuti kelinci dengan mata merah muda yang menggunakan jas panjang serta mengeluarkan jam dari saku jas dan terus menerus mengatakan “Aku pasti terlambat”
2. Dilarang makan dan minum sembarangan, tubuh bisa melebar, meninggi dan mengecil.
3. Dilarang mengatakan dan berbuat sesuatu yang bisa menyinggung perasaan Ratu Hati jika tidak ingin terkena hukuman  kepala dipenggal.

Peringatan  itu bukan dibuat asal, namun  dibuat berdasarkan pengalaman Alice yang tersasar dan mengalami petulangan aneh di  negeri ajaib. Negeri yang tidak bisa dilihat keberadaannya di dalam peta.

Pada suatu siang yang biasa-biasa saja di musim panas, saat sedang menemani kakaknya di sebuah tepi sungai, tiba-tiba Alice melihat seekor kelinci yang memakai jas dan memegang sebuah jam. Alice yang penuh rasa ingin tahu tertarik mengikuti kelinci putih dengan mata merah muda dan terus menerus mengatakan “Aku pasti terlambat” itu. Alice terjatuh ke dalam lubang kelinci dan terdampar di negeri ajaib. Di negeri ajaib, Alice bertemu dengan penghuni yang serba ajaib.

Saat terjatuh ke dalam lubang, Alice sudah menemukan berbagai hal ajaib. Di sekeliling sisi lubang terdapat lemari rak buku. Di akhir lubang, ia menemukan sebuah meja dengan tiga kaki dari kaca yang kokoh, diatasnya terdapat sebuah botol kecil dengan tulisan ”minum aku”. Akibatnya tubuhnya mengecil menjadi sebesar 25 cm.

Di sana, Alice bertemu dengan binatang-binatang yang bisa berbicara. Alice bertemu dengan seekor ulat bulu yang sedang duduk di atas jamur, mengisap hookah panjang dengan tenang. Jamur efek yang didudukinya mempunyai efek yang berbeda di kedua sisinya. Alice harus berhati-hati dalam memilih. Jika tidak bijaksana, Alice akan mengalam kesulitan, karena ia sama sekali tidak bisa menemukan sesuatu yang bisa dimakan atau diminum guna memperbesar atau memperkecil tubuhnya.

Dia juga mengikuti pesta minum teh yang tak kunjung usai dan aneh dengan Kelinci Bulan Maret, Pembuat Topi, dan Tikus Asrama. Walaupun mejanya sangat luas, namun mereka hanya duduk di satu sisi saja. Dia juga menari bersama si Kura-kura Tiruan yang dulunya adalah kura-kura sungguhan.

Di lapangan kriket, Alice bertemu dengan Sang Ratu Hati yang senang memenggal kepala. Sang ratu memerintahkan agar seluruh bunga mawar yang berwarna putih diubah menjai merah.  Bolanya adalah para landak, pemukulnya adalah flaminggo, dan para prajurit harus melengkungkan diri masing-masing dan berdiri di atas kaki dan tangan mereka sehingga membentuk busur.

Namun Alice tidak merasa senang bermain disana. Sang ratu sepertinya hanya tahu satu hal untuk menyelesaikan masalah, baik untuk masalah sepele atau masalah besar; penggal kepala! Siapa pun yang dikenai hukuman akan dibawa dan ditahan oleh para prajurit. Para prajurit tersebut tentu saja bergerak dan meninggalkan posisinya sebagai busur agar dapat melaksanakan perintah ini. Dalam satu setengah jam berikutnya, semua posisi busur sudah habis dan para pemain kecuali Raja, Ratu, dan Alice.
        
Untung saja, saat Ratu ingin memenggal kepala Alice, ia sudah berhasil kembali ke ukuran tubuhnya semula dan berusaha menghalau mereka. Sungguh pengalaman yang mendebarkan bagi Alice.

Kelebihan dan Kelemahan

Alice in Wonderland diciptakan oleh Lewis Carroll pada tahun 1865. Hingga saat ini banyak versi yang sudah beredar, baik dalam bentuk buku maupun film. Tokoh anak perempuan dengan memakai baju biru dan berambut pirang akan selalu diingat sebagai tokoh Alice in Wonderland.

Bait-bait  puisi di depan yang berbunyi,
“...
Alice! Kisah yang ajaib
Dan perlahan
Membenamkannya ke dalam mimpi kanak-kanak
Di dalam saraf ingatan yang penuh mistis,
Ibarat rangkaian bunga kering para pengelana
Dipetik dari negeri nun jauh di sana.”
sangat cocok untuk menceritakan versi ringkas mengenai buku ini. Selain kertas yang memang dibuat beda, setiap halamannya mengandung cerita yang mendebarkan.

Dimulai saat Alice merasa bosan saat menghabiskan waktu bersama kakaknya di tepi sungai, mendengar suara panik seorang kelinci sampai akhirnya jatuh terperosok ke dalam sumur yang menuntunnya ke dunia lain. Saya ingat bagaimana Alice berubah menjadi sangat kecil karena meminum isi dari botol yang berlabel "drink me" dan berubah menjadi besar ketika memakan biskuit bertuliskan "eat me".

Tak lupa pula bagaimana air mata Alice menyebabkan banjir, pertemuannya dengan ulat bulu dengan hookah-nya, pesta teh aneh bersama Mad Hatter dan March Hare, ataupun saat bertemu setumpuk kartu yang mengecat bunga mawar putih menjadi merah. Tentu saja tidak ketinggalan pertandingan kriket bersama Ratu Hati yang jahat. Walau telah berkali-kali melihatnya, sampai sekarang saya tidak benar-benar mengerti apa yang hendak disampaikan oleh Lewis Carroll melalui karakter-karakter ciptaannya.

Sehingga ketika menemukan buku ini, saya berharap akan mendapatkan apa yang saya cari. Sayangnya, versi bukunya ternyata jauh lebih membingungkan. Percakapan antar karakter yang tertuang di buku ini hampir seluruhnya membuat dahi saya berkerut. Bahkan untuk beberapa bab saya membaca beberapa kali untuk mengerti apa hendak mereka sampaikan. Entah terjemahannya yang aneh, atau memang karya yang ditulis oleh Lewis Carroll ini aslinya memang sulit untuk dimengerti.

Dari versi Atria, saya menemukan satu kalimat yang terjemahannya jadi aneh, yaitu kalimat Mad Hatter yang sangat terkenal ini; kalimat asli, yang sekaligus teka-teki yang hingga kini tidak ada jawabannya, tertulis "Why is a raven like a writing desk?". Oleh penerjemah kalimat itu menjadi "Mengapa burung gagak suka meja tulis?", padahal arti yang sebenarnya adalah “Mengapa burung gagak seperti meja tulis?”. Jadi, saya harus benar-benar membaca versi aslinya untuk membayangkan bagaimana petualangan Alice di setiap babnya.

Beberapa tahun lalu, TV lokal selalu menayangkan animasi Alice di Negeri Ajaib. Beberapa tahun setelahnya, ada versi yang dibuat oleh Disney. Tahun lalu, salah satu stasiun TV juga menayangkan filmnya dengan versi manusia. Akhirnya, pikiran saya bisa terbuka sedikit terhadap bahasa-bahasa dan beberapa terjemahan yang salah dari Atria.

Saya juga tidak merekomendasikan buku ini untuk anak-anak dikarenakan kalimat-kalimatnya yang membingungkan. Misalnya, Ratu menawarkan Alice biskuit kering ketika dia bilang dia haus, dan Alice menerima, bukannya menolak sesuatu yang jelas merupakan kebalikan dari apa yang dia butuhkan. Lalu, Ratu berada dalam posisi kekuasaan dan tindakannya yang lalai dan kasar. Itu membingungkan dan mengganggu bagi seorang anak. Buku ini seharusnya diperuntukkan bagi orang dewasa dan remaja untuk menganalisis karena mereka sudah memiliki kemampuan untuk menafsirkan dan membedakan antara rasional dan irasional, baik dan jahat, benar dan salah, dan lain-lain.

Kesimpulan

Maka, jika ingin dibacakan untuk anak-anak, sebaiknya memakai buku yang bergambar dan menceritakan kisah Alice dengan bahasa-bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh anak-anak. Biasanya, buku seperti itu berwujud besar, memakai kertas berbahan poster, halamannya sedikit, dan setiap halaman berisi penuh gambar dan kalimat singkat yang ditaruh di bagian atas halaman yang merupakan penjelasan dari gambar di halaman tersebut.

Comments

POPULAR POSTS

About Me!

Space Journey~