Naruto Van Java (Naruto FanFiction)
Rated: K+ - Indonesian - Humor/Parody - Sasuke U., Kiba I. - Words: 1,521 - Status: Complete - id: 6619454
WARN: AU, OOC, Gaje,
One-shot.
.
Naruto Van Java
.
Naruto © Masashi
Kishimoto
Opera Van Java ©
Trans Corp.
.
Tap tap tap
"Konbanwa, pembaca-san," sapa
Kakashi—yang menjadi dalang—ngawur dengan riangnya di balik topengnya.
"Kami—beberapa karakter—akan membawakan sebuah cerita yang berjudul...
PENCURI AYAM!" serunya. "Tapi... Mari kita berkenalan dengan beberapa
karakter yang bermain."
Plok plok plok
Setelah terdengar riuh tepuk tangan,
beberapa karakter yang akan memainkan cerita pun keluar dari balik panggung.
Setelah itu, mereka diperkenalkan satu-satu oleh dalang kita.
"Saya, Kakashi Hatake, yang menjadi
dalang. Usulan oleh Baka-Otouto dari Author, yang juga Baka," Kakashi
memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.
"Karena judulnya 'Pencuri Ayam', pasti
ada yang punya ayam 'kan? Oke, saya yang punya ayam. Namanya—"
"Baka-Teme-Pantat Ayam, bukan
'namanya', tapi 'namamu'," kata Kakashi meralat.
"Oh, gomenna!" Sasuke menundukkan
badannya. "Haaa... Nama saya Sasuke Uchiha," sambungnya lagi,
memperkenalkan diri.
"Saya Naruto Uzumaki, jadi anikinya
Gaara disini," lanjut Naruto memperkenalkan diri, sambil memberi penekanan
pada kata 'disini'.
"Saya Gaara, jadi otouto Naruto
disini," Gaara memperkenalkan diri dan meniru Naruto memberi penekanan
pada 'disini'. "Kami—katanya Dalang—jadi saksi."
"Saya Sakura Haruno, jadi kaa-sannya
Sasuke, yang punya ayam," Sakura—akhirnya—memperkenalkan diri, terakhir.
"Oke, satu lagi!" seru Dalang
Kakashi. "Kalo lucu, ketawa aja. Kalo nggak lucu—yang memang pada
dasarnya, nggak usah ketawa, ya."
.
.
Jreng jreng jreng
Acara pun dimulai. Semua sudah bersiap pada
posisi dan letak masing-masing. Yah... Nggak semua, sih. Yang pertama muncul
itu 'kan, hanya Sasuke. Dalang pun hanya muncul kalo memperingatkan sama baca
naskahnya aja.
Tampilan awal. Kita menuju latar—tempat
dimana—rumah Sasuke. Di depan halaman rumahnya, terlihatlah seorang Sasuke yang
sedang bercengkrama dengan ayam kesayangannya.
Sasuke sedang mengelus-ngelus ayamnya
seraya berkata, "Heh, ayam! Gue nggak sia-sia beliin lu, pantat sama
rambut kita kembaran." Sasuke berkata dengan makna yang nggak nyambung.
Tap tap tap
"Ahaha...!" Kakashi sang Dalang
tertawa sambil memegang perutnya dan mengelap setitik air di matanya.
"Punya rambut kaya' pantat ayam aja bangga lu!" Kakashi menjadi
sweatdropped.
"Terserah gue, dong!" Sasuke
ngotot nggak berguna.
"Hei, biar tahu aja, ya," Kakashi
mendekat ke Sasuke. "Tuhan itu jahat sama lu. Lihat aja akibatnya,"
lanjutnya sambil menunjukkan Sasuke dengan gaya 'memamerkan'.
"Ah, penari penguin."
"Emo pantat ayam."
"Dalang jadi-jadian. Dalang apa itu,
muka ditutup-tutup?"
"SASUKEEE! SINI SEBENTAAAR!"
Tiba-tiba, Sakura berteriak dengan kerasnya sambil berjalan keluar dari dalam
rumah.
"Permisi. Boleh agak pelan
teriaknya?" kata Kakashi lembut, namun terbentuk urat di kepalanya.
"Dalang," balas Sakura tak kalah
lembut. "Yang namanya teriak itu keras, bukan PELAAAN!"
"..." Kakashi kembali
sweatdropped.
"Ada apa kaa-san manggil-manggil nggak
jelas gitu?" tanya Sasuke. "Lagi enak sama ayam juga."
"Ambil kotak di atas lemari. Kenapa?
Ketinggian, nak~" jelas Sakura.
"Oh, oke deh! Ayo kita ambil! Tapi,
jangan lama-lama, ya. Ayam gue 'ntar hilang kaya' ayam Bapak sebelah,"
kata Sasuke lagi, dengan raut khawatir.
"Bapak sebelah mana?" tanya
Dalang Kakashi, bingung.
"Ya, anda!" Sasuke menunjuk
Kakashi.
"Eh?" Kakashi memiringkan
kepalanya. "Nggak! Bukan saya!" elaknya.
"Ahaha... Nggak urus," Sasuke
nggak peduli. "Udahlah, kaa-san. Ayo kita ambil kotaknya," ajaknya
sambil measuk ke dalam rumah bersama Sakura.
.
.
Jreng jreng jreng
"Tak lama kemudian—setelah Sasuke
masuk ke rumahnya, lewatlah Juragan Ayam kita," Kakashi bercerita, lalu,
Kiba datang.
"Juragan Ayam?" tanya Kiba, sangat
bingung.
"Jadi apa'an?" tanya Dalang
balik.
"Gue ini 'Siluman Gua Tengkorak',
tahu!" Kiba protes, lalu memperkenalkan dirinya yang sebenarnya.
"Oh, iya deh, bukan Juragan
Ayam," Kakashi mengalah. "Tapi... Ngomong-ngomong, lu tahu, nggak,
ceritanya?" tanya Kakashi penasaran.
"Tahu."
"Tahu 'kan? Jadi apa lu
sekarang?"
"Siluman Anjing..." Kiba menjawab
seenak jidatnya.
"Kiba no Baka! Lu itu yang nyuri
ayamnya Sasuke!" Kakashi naik pitam. "Makanya, dengar orang makan
nasi!"
"... Makan nasi?" Kiba akhirnya
dapat giliran sweatdropped. "Narasi, Dalang!" koreksinya.
"... Nah, iya, itu!" Kakashi
sadar. "Ya udah, tahu 'kan, ceritanya?" tanyanya lagi.
"Tahu. Nyuri ayam 'kan?"
"Ho-oh, udah, curi sana!" suruh
Kakashi.
"Oke! Gue curi nih ayam, ah! Di rumah
nanti 'kan, bisa digoreng, dimasak, dibakar, dipanggang, di... Entah diapakan
lagilah!" Setelah berkata begitu, Kiba langsung ngacir pergi ke tempat
persembunyiannya.
"Makasih, ya, nak!" Suara Sakura
terdengar samar-samar dari dalam rumah.
"Oke, kaa-san!" jawab Sasuke yang
sudah berada di depan pintu rumahnya.
"Saat Sasuke melihat keluar, dia akhirnya sadar bahwa ayam kesayangannya sudah tidak ada di tempat. Dia pun menanyakannya pada orang sekitar, sementara yang mencuri sudah pergi," Kakashi bernarasi kembali.
"He? Ayam gue mana?" tanya
Sasuke, mencari ayamnya. "Perasaan tadi disini, deh. Dalang, lihat ayam
gue tadi yang disini, nggak?" tanyanya lagi pada Kakashi.
"Loh?" Kakashi memiringkan
kepalanya. "Yang saya lihat ini bukannya ayam, ya?"
"Gue mah, kembarannya," jawab
Sasuke sekenanya, tak peduli. "Yang gue tanya ayam asli!" tegasnya.
"Mana gue tahu? Lu yang bikin tadi
'kan?" tambah Kakashi, makin nggak peduli.
"Waduh... Berarti gue harus minta
bantuan sama Naruto dan Gaara, nih."
"Seperti katanya, dia pun pergi ke
rumah kakak beradik—Naruto dan Gaara—untuk meminta bantuan, untuk mencari ayam
kesayangannya itu," narasi Kakashi. "Ne, Kiba! Ceritanya, lu nggak
tahu ayam itu punya siapa, oke?" ujar Kakashi pada Kiba yang sudah berada
di belakang panggung.
"Sip!"
.
.
Jreng jreng jreng
"Sampailah Sasuke di rumah Naruto dan
Gaara."
Terlihatlah sebuah rumah, tak lain dan tak
bukan adalah rumah Naruto dan Gaara. Kebetulan sekali, kakak beradik itu sedang
duduk dan mengobrol di teras rumah mereka.
"Konnichiwa," sapa Sasuke.
"Konnichiwa mo," balas Naruto.
"Kenapa kesini, Sas?" tanya
Gaara, menanyakan maksud Sasuke datang ke rumah mereka.
"Oh, iya! Bisa bantuin gue,
nggak?" Sasuke menanyakan maksudnya.
"Apa'an?" tanya Naruto singkat.
"Ayam gue hilang!" seru Sasuke.
"Hah!? Ayam lu hilang!?" Gaara
kaget sejadi-jadinya. "Bukannya... Bukannya yang gue lihat ini ayam?"
Gaara makin bingung.
"..." Sasuke sepertinya kena
adegan sweatdropped. "Gue ini kembarannya, bos~ Lupa, ya?"
"Oh, iya, ya...!" Naruto dan
Gaara menepuk jidatnya.
"Gimana? Mau bantu, nggak?"
Sasuke mengalihkan perhatian.
"Dengan sangat berat hati, mau,"
Naruto bersedia.
"Gue juga," sambung Gaara.
"Oke, ke pasar!" ajak Sasuke.
"..." Gaara kedapatan
sweatdropped. "Kok ke pasar?" tanyanya.
"Mana tahu penculiknya di pasar?"
"Iya, ya?" Gaara menggaruk
kepalanya yang tidak gatal.
Akhirnya, mereka pun pergi ke pasar
terdekat—yang keadaannya seperti pasar biasanya, sesak, penuh dengan penjual dan
pembeli yang saling tawar-menawar.
.
.
Jreng jreng jreng
Kakashi bernarasi lagi, "Setelah
sampai di pasar, mereka pun segera mencari-cari orang yang mencuri ayam Sasuke
tadi. Secara tidak sengaja, Tuhan mempertemukan mereka dengan Kiba."
"Kiba!" panggil Naruto.
"Apa'an?"
"Ada lihat ayam gue, nggak?"
tanya Sasuke.
'Eh? Berarti... Ayam tadi... Ayam tadi
punya si Pantat Ayam ini?' pikir Kiba dalam hati, sedikit gelisah.
"Ne..." Gaara menyadarkan Kiba
dari lamunannya. "Lihat, nggak?"
"Nggak!" elak Kiba. "Gue
nggak lihat! Lagian, disini juga ada ayam," tambahnya sambil memberikan
pernyataan yang alasannya adalah jawaban yang sudah membosankan pembaca.
"Ya udahlah," pasrah Naruto.
"Permisi," pamit Kiba.
"Kiba pun langsung pulang ke rumahnya,
dengan maksud menyembunyikan ayam yang ia curi tadi—yang ternyata ayam milik
Sasuke," kata Kakashi bernarasi.
.
.
Jreng jreng jreng
Terlihatlah sebuah rumah yang menjadi
latar, yang terletak agak dekat dengan pasar sesak tadi. Sepertinya rumah Kiba,
sepertinya...
"Karena mereka bertiga capek mencari
ayam Sasuke yang hilang, alias tidak ketemu-ketemu, mereka
pun—akhirnya—menyerah. Untuk melepas lelah, mereka pun beristirahat—berhenti
mencari—tepat di depan rumah Kiba. Tiba-tiba, Kiba keluar dan mengeluarkan ayam
milik Sasuke—yang ia curi tadi."
"Hoi...!" seru Sasuke. "Itu
'kan ayam gue...!" Dia menunjuk-nunjuk ayamnya, yang dikeluarkan oleh Kiba
tadi.
"Eh?" Kiba bingung. "Iya?
Bagus deh."
"Bagus gimana?" Sasuke protes.
"Itu 'kan ayam gue, Kiba~!" tambahnya.
"I-iya deh..." Kiba akhirnya
mengaku. "Gomenna! Gue mau tobat," katanya.
"Betul!" Naruto menyetujui.
"Kembalilah ke jalan kebetulan!"
"Kebenaran," Kakashi membetulkan
kalimat Naruto.
"Iya, itu maksudnya," jawab
Naruto, malas.
"Istri lu 'ntar jadi mandul, nggak
dikasih keturunan, deh," tambah Gaara.
"Iya, malah dikasih ketanjakan,"
sambung Naruto.
"Yes! That's right!" Gaara
menjawab dengan bahasa luar negeri yang ribet itu.
"Eh?" Sasuke kaget. "Gaara
udah pintar Bahasa Prancis, ya?"
"Prancis?" Naruto sweatdropped
lagi. "Bahasa Sunda, bos!"
"Sunda?" Kiba ikutan protes.
"Yang paling benar itu Bahasa Jerman!"
"Aduh... Pada geblek, ya?"
Kakashi nimbrung. "Udah tahu Bahasa Jawa, pake' nanya lagi!"
"Hoi! Itu 'kan Bahasa Batak,"
Gaara yang mengucapkan kalimat tadi langsung mengucapkan yang sebenarnya.
Tiba-tiba, Author nimbrung sembarangan,
mendengar perkataan Gaara, "Ne, itu bahasa daerah saya, loh!"
"Ih..." Semua nggak peduli.
"Siapa juga yang nanya?"
Kalimat tadi sukses membuat Author pundung
dan kembali lagi pulang ke rumahnya, entah apa yang dilakukannya di rumah,
hanya Tuhan yang tahu.
"Bahasa Inggris, tuan-tuan~" kata
Sakura yang keluar dari rumah.
"Iya," sadar Naruto.
"Kaa-sanmu pintar juga, ya, Sas!" puji Naruto.
"Iya, dong," balas Sasuke narsis.
"Kaa-san gue memang paling pintar seee..." Sasuke merentangkan
tangannya. "Rumah!"
"..." Siapa yang sweatdropped,
nih?
"Yeah! Demikianlah cerita yang kami
bawakan, yaitu 'Pencuri Ayam'. Lucu nggak lucu, tergantung kalian. Wong, kalian
yang baca. Dan... Akhirnya, Kiba yang mencuri ayam pun bertobat," Kakashi
mengakhiri narasinya.
"Gue yang tutuuup...!" mohon
Sasuke pada Dalang.
"Oke, silahkan!"
"Disana gunung, disini gunung.
Ditengah-tenganya bola basket," kata Sasuke, ngawur.
'Maksudnya?' pikir Sakura dalam hati, ikut
sweatdropped di bagian akhir.
"Anda bingung, saya pun bingung,
sampai jumpaaa!" sambung Sasuke, makin ngawur.
'Aneh penutupnya, nih,' Naruto ikut
sweatdropped kesekian kalinya.
.
.
-OWARI-
.
.
Satu kata. Garing.
*hilang*
Comments
Post a Comment