Sasuke-kun, Otanjoubi Omedetou! (Naruto FanFiction)
"Sasuke-kun, otanjoubi omedetou!
Hontou ni gomennasai!"/"Daijoubu, arigatou!
Ehehehe..."/"... Daisuki yo."/"Boku wa Itachi-nii ga
daisuki mo!"/Penantian panjang Sasuke demi ucapan selamat ulang tahun dari
mulut kakaknya. Hingga tengah malam, di mana hari itu akan berakhir, Sasuke
rela menunggu./AU, Sasuke semi-OOC, slight-SasuSaku/Birthday fic for Sasuke,
finally! XD
Rated: K+ - Indonesian -
Family - Sasuke U., Itachi U. - Words: 1,995 - Status: Complete - id: 11399471
"Itachi-nii, antar
aku ke sekolah, ya."
"Ah, gomen,
Sasuke-kun. Aku ada tugas yang belum selesai, jadi harus berangkat cepat."
"Aku sudah selesai
mandi, lho."
"Iya. Tapi kau
belum sarapan, 'kan? Ah, itu ada tou-san. Kau pergi dengan tou-san saja, ya.
Ittekimasu!"
"... Jaa...
Hati-hati di jalan, Itachi-nii!"
"Sasuke, makan
sarapanmu, tuh."
"H-hai,
tou-san."
.
Sasuke-kun, Otanjoubi
Omedetou!
Naruto (c) Masashi
Kishimoto
Sepulang sekolah,
anggota Rookie 12 berkumpul di kelas mereka, kelas 6-B. Mereka akan merayakan
ulang tahun Sasuke yang ke-11. Semuanya sudah duduk di posisi masing-masing
sembari mengobrol, kecuali Naruto dan Kiba serta Sasuke berdiri di depan kelas
sebagai bintang utama. Ibaratnya, Naruto dan Kiba adalah pembawa acara,
sedangkan Sasuke adalah bintang tamu istimewa.
Setelah menyanyikan
lagu-lagu ulang tahun bersama, Kiba memotong kecil sebuah kue tart yang ditaruh
di meja guru, meletakkannya pada sebuah piring kecil, dan memberikannya pada
Sasuke.
Naruto yang berada tepat
di depan kelas, bertanya pada Sasuke, "Sasu Teme, suapan pertama untuk
siapa, nih?"
"Ehm..."
Sasuke tampak berpikir.
Kiba melirik Sakura yang
sedang membaca buku, di bangku paling sudut. "Ehem, ehem." kode si
cowok Inuzuka itu.
"Eh, iya,” Naruto
menangkap kode dari Kiba. “Hei, gadis berambut merah muda, yang sedang membaca
buku,” panggilnya.
"..."
Sakura mendengar itu,
tapi ia pura-pura tidak mendengar.
Naruto mengernyitkan
dahinya. "Hoi, cewek terpintar di kelas ini!" serunya sekali lagi.
Sakura mengintip dari
balik bukunya, "Ha?”
"Iya, kamu! Mari ke
sini!" ajak Naruto bersemangat.
Seisi kelas juga
membujuk-bujuk Sakura agar maju ke depan kelas. Terpaksa, Sakura mengalah.
Sesungguhnya, ia malas mengikuti acara-acara seperti ini. Tapi, apa boleh buat,
mereka sudah sepakat untuk kompak sebagai Rookie 12. Ia meletakkan bukunya di
dalam laci, lalu berdiri.
Sakura berjalan ke depan
kelas, mendekati Sasuke. "Tipuan basimu nggak akan mempan,” sindirnya.
“Nggak usah sok datar, deh, ekspresinya."
Sasuke memiringkan
kepala. "Memangnya aku mau apa?"
Sakura mendengus,
"Pasti..."
Sebelum Sakura menjawab,
Sasuke menyendokkan potongan kecil kue itu ke mulut Sakura. "Untuk
Sakura-chan, haha!"
"Naniii?!” Sakura
sangat terkejut, sampai mundur beberapa langkah. “Kau nggak bercanda, 'kan,
Sasuke U-chi-ha...?" tanyanya memastikan, diiringi suara-suara menggoda
dari teman sekelas.
Sasuke menjawab enteng,
"Nggak ada alasan untuk mengatakan 'ya'."
Seisi kelas meledak.
Tawa mereka keluar dengan kerasnya mendengar jawaban Sasuke yang sok dewasa
itu. Ada yang saling bisik, ada juga yang menunggu-nunggu adegan selanjutnya.
Sakura memberanikan diri
untuk mendekat lagi. "Hmm... Ya, ya, ya. Arigatou," katanya, lalu
menerima suapan dari sang Uchiha. Setelah menelan benda coklat lembut itu,
Sakura membalas, "Otanjoubi omedetou, Sasuke Uchiha!"
Sasuke tersenyum puas.
Ia meletakkan piring kecil itu di meja. "Iya," sahutnya sambil
menggeser poni Sakura yang jatuh menutup matanya. "Pakailah bandanamu
dengan rapi. Jangan sampai helaian rambutmu jatuh sedikit pun."
Sakura blushing dan
salah tingkah secara bersamaan, kemudian spontan berbalik badan. Ia turut
merapikan rambutnya yang ‘keluar jalur’ itu agar rapi seperti semula.
"Pfftt,” Kiba
menahan tawanya. “Cieee!"
Sakura salah tingkah dan
buru-buru kembali ke bangkunya.
Seisi kelas menyahut
juga, "CIEEE!"
"Arigatou, minna!”
teriak Sasuke senang. “Ayo kita berpesta sejenak!"
"YEEEI!"
.
Setelah ‘pesta’ selesai,
Sasuke menunggu di halte dekat sekolahnya. Ia mengirim email pada
Itachi.
Itachi-nii, bisakah
menjemputku sekarang?
Semenit kemudian, Itachi
membalas.
Gomen, Sasuke-kun. Aku
mau mencari bahan untuk tugas, di sekolah. Kebetulan ada hotspot.
Sontak, Sasuke bersedih.
Kira-kira, Itachi-nii
pulang jam berapa?
Ting tong!
Mungkin jam empat, sore
nanti... Ya, mungkin.
Mata onyx sang Uchiha
sendu membaca balasan kakaknya.
Sou ka. Selamat belajar,
ya :)
Tadi pagi tidak bisa
mengantarku ke sekolah. Sekarang tidak bisa menjemputku...
Sasuke memasukkan HPnya
ke dalam saku celana, lalu memutuskan untuk pulang dengan naik bis. Tangannya
memberhentikan suatu bis, lalu kakinya melangkah lemas memasuki bis itu.
.
Sesampainya Sasuke di
rumah, ia langsung makan siang, lalu bersiap untuk kembali lagi ke sekolah.
Hari ini, ia punya jadwal latihan bermain catur untuk mewakili sekolahnya bulan
depan. Sasuke akan berangkat pukul 16.30. Tapi, saat jam sudah menunjukkan
pukul 16.15, Itachi belum pulang juga.
Sasuke memakai sepatunya
di teras. Dengan penuh harap, ia menghubungi Itachi untuk berbicara langsung
dengannya.
"Moshi moshi,
Itachi-nii."
"Hai, doushita no,
Sasuke-kun?"
"Belum
pulang?"
"Ehm, i-iya,
Sasuke-kun. Temanku menitip bahan juga padaku. Tidak boleh sama, kau tahulah.
Jadi, mungkin sampai jam enam atau setengah tujuh."
"Wah, lama, ya.
Hanya karena tugas teman, sampai mengorbankan adik, nih."
"Ehehehe,
gomennasai, Sasuke-kun. Daisuki yo."
"Daisuki mo. Aku
hanya bercanda, kok. Selamat berjuang!"
"Arigatou!"
Tut!
Tidak bisa mengantarkku
latihan catur karena tugas teman...
Sasuke menutup pintu
rumahnya, lalu pergi dengan perasaan hampa dan tidak semangat. Terpaksa ia
harus naik bis lagi.
.
Pukul 18.00, Sasuke
selesai latihan catur dan ingin menghubungi Itachi (lagi) untuk menjemputnya di
sekolah. Tapi, ia ragu karena kakaknya juga memperkirakan bahwa dia akan pulang
pukul 18.30 nanti. Lagipula, Sasuke ternyata ada les tambahan. Jadi, ia
langsung pergi saja sendiri ke tempat lesnya.
Ingin minta diantar les
tambahan, ternyata jadwal pulang melewati jam masuk les...
.
Pukul 21.00, jadwal les
tambahan Sasuke selesai. Ia menunggu di halte dekat tempat kursusnya. Sudah
malam, memang. Tapi, halte itu masih ramai diisi oleh orang-orang yang baru
saja pulang dari kantor ataupun tempat lainnya.
Entah karena dia ulang
tahun hari ini atau apa, Sasuke ingin sekali mendapatkan treatment dari
Itachi seharian penuh. “Hari ini saja, tolong.” Mungkin
kalimat itu sudah meluap-luap dalam hatinya untuk diungkapkan pada Itachi
sekarang.
Sasuke agak takut
mengganggu, tapi rasa 'eager to get'-nya besar sekali di malam yang
sudah larut ini. Ia meraih HP dari saku jaketnya.
Tuuut... Tuuut...
"Moshi-moshi,
Sasuke-kun?"
"Itachi-nii...,
sudah di rumah? Bisa tolong aku?"
"Sasuke-kun...
Maaf, ya. Aku belum menginjakkan kakiku di rumah sedetik pun hari ini. Dan
mungkin, aku akan kembali hampir tengah malam nanti—"
"—Hampir tengah
malam? Yang benar saja!"
"I-iya. Kenapa?
Sasuke-kun takut? Atau, kutolong sekarang saja, ya? Kau mau apa?"
"Hah~ Ya sudahlah.
Aku sudah besar, kok. Aku bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan Itachi-nii.
Arigatou."
"Dou ita. Ganbare
yo."
Tut!
Sedih. Pasrah. Berharap.
Ketiga emosional itu
memenuhi dada Sasuke. Semuanya bercampur menjadi satu. Sesak. Ingin sekali ia
mendatangi Itachi sekarang juga, tak peduli ia berada di mana. Sayangnya, ia
hanya seorang siswa yang baru menginjak 11 tahun. Hampir tak ada yang bisa dilakukannya.
Akhirnya, Sasuke
menelepon ayahnya untuk menjemput.
Sesampainya Sasuke di
rumah, ia langsung makan malam dan menyusun bukunya. Setelah itu, ia menunggu
di ruang tamu, di sebuah sofa dekat pintu utama. Ya, menunggu Itachi, tentunya.
Sasuke menunggu kakak tersayangnya itu sambil membaca salah satu buku
pelajaran, karena ada tes besok.
Dua jam berlalu.
Lampu-lampu di rumah Sasuke rata-rata sudah padam—kecuali lampu ruang tamu,
karena sudah waktunya mereka tidur. Tetapi, Sasuke bersikeras menunggu—dan
menahan kantuk—sambil mendengar musik dari HPnya.
Mikoto khawatir akan itu
dan memeriksa keadaan anak bungsunya. "Sasuke-kun..." panggilnya,
yang baru saja ke luar dari kamar.
Sasuke melepas headset-nya.
"Hm?"
"Belum tidur?”
tanya Mikoto dari jarak kira-kira tiga meter. “Sudah hampir tengah malam,
lho."
"Menunggu
Itachi-nii, kaa-san." jawab Sasuke polos.
"Untuk apa? Besok
Sasuke-kun ada tes, 'kan?"
"Untuk... Sesuatu
yang belum Itachi-nii berikan padaku hari ini,” Sasuke menunduk murung. “Tapi,
kaa-san dan tou-san sudah memberikannya."
"S-sou ka.” Mikoto
mengerti maksud Sasuke. “Sampai segitunya?"
Sasuke mengepalkan
tangan kirinya kuat-kuat. "Hari ini saja, kaa-san. Aku mohon dengan
sangat." Ia memakai headset-nya kembali, lalu konsentrasi pada
layar HP. "Kaa-san tidur duluan saja, supaya besok bisa membangunkanku
sebelum fajar. Hahaha. Soal tes, aku sudah belajar, kok."
Mikoto masih memandang
Sasuke dengan sedikit cemas. "... Baiklah. Ganbatte ne." ucapnya
pelan, lalu kembali masuk ke kamar.
.
Sasuke sudah
terkantuk-kantuk, beberapa kali matanya tak sengaja tertutup beberapa detik,
dan akhirnya terbuka lagi. Ditambah suasana yang sepi dan remang, membuat
Sasuke seakan hanya seorang diri di rumahnya. Karena itu, dia segera
membuat playlist lagu-lagu rock di HPnya dan
memutarnya dengan volume yang cukup keras.
Sasuke bersandar santai
di sofa itu. Ia mengikuti setiap lirik lagu dalam hatinya. Sekali-sekali, ia
juga membuka situs tentang catur dari HP tersebut. Tapi, sayang, hal itu tak
cukup kuat untuk menahan kantuk Sasuke. Rasa bosannya mulai muncul, ditambah
rasa kantuk yang semakin besar.
Di satu lagu, Sasuke
membayangkan Itachi yang 'melayani'nya seharian penuh. Kepalanya bersandar pada
sofa, membuatnya menjadi seperti agak sedikit mendongak. Ia tersenyum-senyum
diiringi alunan lagu rock dari HPnya. Tanpa sadar, perlahan
matanya terpejam, kemudian dirinya sudah melayang ke dunia mimpi.
Klek!
Sasuke terbangun
mendengar suara daun pintu yang dibuka. "Itachi-nii!" pekiknya
spontan.
"Sasuke-kun?”
Itachi kaget. “Belum tidur?" tanyanya, lalu menutup pintu.
Sasuke melepas headset dari
telinganya, lalu meletakkan benda itu beserta HPnya di atas sofa. "Barusan
aku tertidur!" sahutnya semangat sambil menghampiri Itachi.
"Itu bukan tidur
namanya...” Itachi melihat adiknya sedikit ke arah bawah. “Kenapa belum
tidur?"
"Menunggumu!"
"Hah? Untuk
apa?"
"Eh?" Sasuke
melihat arlojinya, di sana tertulis sudah pukul 23.55. "Ayolah. Lima menit
lagi. Onegai..." pinta Sasuke dengan nada sangat berharap.
Itachi melihat arlojinya
juga. "Lima menit lagi? Apanya?"
"Jadi, Itachi-nii
tidak tahu, ya,” Sasuke tertunduk sedih. "Ya, sudah. Oyasumi..."
ucapnya, lalu mengambil HP dan headset-nya dan (hendak) berjalan
menuju kamar.
"Matte yo,
Sasuke-kun!" cegah Itachi.
Sasuke berhenti.
Itachi menarik nafas,
"Sasuke-kun, otanjoubi omedetou! Hontou ni gomennasai!" Ia membungkuk
dalam-dalam.
Mendadak, hati Sasuke
serasa dipeluk erat oleh Itachi. Hangat sekali rasanya. Akhirnya,
pengorbanannya seharian ini tidak berakhir sia-sia.
Sasuke berbalik,
mendekati Itachi. "Dua menit, Itachi-nii. Akhirnya..." Senyumnya
mengembang.
Itachi kembali tegak dan
tersenyum juga. "Hontou ni gomennasai!"
"Daijoubu,
arigatou! Ehehehe..."
"Sebenarnya, dari
tadi aku hanya mengulur waktu di rumah temanku. Ini tidak terjadi seperti apa
yang kaudengar. Hontou ni gomennasai!"
"Ah, Itachi-nii
berbohong, ya."
"Hontou ni
go—"
"Yame, aku mau
dengar 'otan-ome'-mu, bukannya minta maaf! Jadi..." Sasuke menjinjit dan
menepuk-nepuk kepala Itachi. "Arigatou na~"
"Duh,
terharu," Itachi jongkok. "Maaf membuatmu menunggu, bahkan sampai
tengah malam begini. Jangan sok kuat, Sasuke-kun."
Sasuke menjulurkan
lidahnya. "Wah, sudah lewat, nih. Ditunda dulu, ya, dramanya... Aku mau
tidur." ucapnya, pura-pura cuek, lalu berpaling ke arah kamarnya.
Itachi terbelalak,
cepat-cepat ia menghentikan Sasuke. "Chotto! Kita pesta sebentar,
ya!" bujuknya seraya menunjukkan kantung plastik bermotif cantik—dan ada
sebuah label toko roti di sana—di tangan kanannya.
Sasuke berbalik. "Eh?
Lagi?"
"Eh? 'Lagi'?"
ulang Itachi, karena merasa ganjil pada kata ‘lagi’-nya. "Memangnya tadi
sudah, ya?"
Sasuke menyadari
sesuatu. "Hahaha, bukaaan,” Ia menggeleng. “Maksudnya, tadi di sekolah,
aku dibelikan kue juga untuk pesta kecil-kecilan, alias kejutan dari
mereka."
"Sou ka..."
Itachi mengangguk, lalu berdiri, berjalan menuju sofa.
Sasuke mengingat itu
dengan perasaan sedih. "... Mungkin, itu 'pesta' terakhir kami..."
Itachi duduk dan membuka
kuenya. "Ah, iya. Sasuke-kun sudah kelas enam, ya. Sebentar lagi jadi
siswa SMP. Tak terasa~" lanjutnya, diikuti gerakan potong-memotong di meja
ruang tamu mereka.
Sasuke duduk di samping
Itachi. Itachi menaruh potongan-potongan kue itu ke dalam piring plastik kecil.
"Buka mulutmu,
Sasuke-kun."
Hap! Sasuke memakan dan
mengunyahnya.
"Arigatou!"
pekik Sasuke senang dengan mata yang berbinar. "Sekarang, giliranku."
Itachi menerima suapan
dari Sasuke dengan senang hati.
"Hehe... Arigatou,
Sasuke-kun. Daisuki yo."
"Boku wa Itachi-nii
ga daisuki mo!"
"Ehehe..."
Sasuke meletakkan piring
kecil itu di atas meja.
"Oh, iya. Tadi, di
sekolah, aku memberi suapan pertamaku pada Sakura-chan, lho!" Sasuke
bercerita dengan semangat.
Itachi kaget. "Wah,
berani sekali. Sasuke-kun masih kecil, lho!"
"Itu namanya gentlemen."
"Heh? Terserahmu,
deh."
"Shiteru mo, Itachi-nii
mengulur waktu di rumah Hana-neechan, 'kan?"
"Na-nani ka?!
Ng-nggak, kok! Kau sok tahu, Sasuke-kun!"
"Buktinya,
Itachi-nii menjawabnya dengan terbata. Itu, 'kan, tanda kalau seseorang
menyembunyikan suatu kebenaran..."
"Wah, jenius.
Adikku memang jenius. Coba, sini mendekat."
Sasuke menggeser
tubuhnya dan...
Tuk!
Itachi mengetuk dahi
Sasuke dengan kedua jari tangan kanannya.
"Maaf, ya, sudah
meremehkanmu."
Sasuke mengelus dahinya
sambil tersenyum bangga. "Daijoubu! Hontou ni arigatou, Itachi-nii!
Itachi-nii ga daisuki!"
"Sasuke-kun ga
daisuki mo!"
Akhirnya, mereka
terlelap di sofa ruang tamu bersama pada pukul 01.30. Dan tak disangka, Sasuke
bisa bangun tepat waktu karena Mikoto, ibunya, yang melaksanakan janjinya pada
Sasuke semalam—tidak, beberapa jam lalu. Sasuke juga dapat mengerjakan tesnya
dengan lancar tanpa terlupa suatu apapun.
-Owaru-
Although I hate you,
Sas, but someone has just left my class today. He moved to another class
because he doesn’t like in my class, don’t know why. You (Sasuke) just remember
me to him, dan sebaliknya. Dia bodoh sekaliii..., hahaha 8’D
Saa, otan-ome, Sasukeee!
Saya membencimu, tapi saya senang memberimu ini, entah kenapa~ 8DD Betewe,
langgeng sama Sakura-chan, yaa! X3
Jangan kritik soal
deksripsi. Saya... Susah sekaliii. Padahal udah belajar TwT *curcol*
Mind to review? XD
Comments
Post a Comment