Senyap yang Tak Biasa
![]() |
Pixabay.com/Free-Photos |
Di saat seperti ini, komunikasi adalah hal yang selalu kaurindukan.
Kau perempuan. Di antara sepuluh orang-orang itu, ada tiga perempuan, dan sisanya lawan jenis. Setiap setahun kurang dua bulan atau lebih, setengah harinya kauhabiskan bersama mereka. Entah kenapa, penyemangat pertama bagimu adalah mereka. Yang memaksamu bangun pagi dan TERPAKSA berangkat ke tempat ‘itu’ adalah mereka.
Dan beginilah sekarang.
Hampa dan senyap di kediamanmu.
Di hari ‘berpisah sementara’ pun pasalnya telah galau; Mengingat keterikatan itu tak lama lagi akan lepas… Terlepas oleh waktu. Mau tak mau, ‘kan? Kesenyapan ini… berbeda dengan yang lain.
Dua perempuan aktif di manapun. Yang seorang lagi aktif tapi malas memunculkan batang hidungnya.
Bocah-bocah labil dan tengil itu? Fuh, jangan ditanya. Seorang aktif, seorang lagi aktif terpaksa—entah apa maksudnya. Tiga orang tak punya media, sisanya merespon tanpa kata jika hanya mendapat notifikasi saja.
Huh, laki-laki memang begitu adanya. Logika sana memang kosong niat untuk berkesibukan di dunia virtual. Senang dengan yang nyata saja, seperti—
Tunggu! Sebulan… Ah, tidak. Ada yang ‘kembali’, ‘kan? Jangan bilang mereka main di lapangan atau memainkan itu di warung semacam ‘tanjakan’!
Grr, pasti ada harinya! Huhu, dia merindukan kalian, hei! Cobalah sekali untuk mengajaknya cabut bersama. Kalian—salah satu kepingan hidupnya—ingin sekali saja bermain di luar bersama selain di ‘tempat itu’.
Heeei, dengarkan dia! Isi hatinya hanya mampu diungkapkan melulu seperti ini. Tak mampu—maksudnya, tak terbalas dengan baik jika berbicara langsung.
Dan kau, mau bagaimana lagi? Inilah tantangan yang sudah selayaknya dan sepantasnya kauhadapi. Resiko. Semua keputusan pasti memiliki hal itu, ‘kan? Hadapi dan tegarlah. Aku ragu terhadap kepekaan mereka. Tapi percayalah, semua akan indah pada waktunya kalau kebiasaan itu terus kaulakukan—berdoa dan tetap membuat yang terbaik bagi mereka.
21 Juni 2016
Comments
Post a Comment