Oh, Kapalku. Hehehe.

Pixabay.com/Noupload

Sampai sekarang masih berpikir.

Tuhan, kenapa harus disadarkan saat hari H perayaan hari lahir Anak-Mu oleh kami? Kenapa harus di saat itu baru Kau buka mata ini? Dan, kenapa tidak memberi celah di hari-hari sebelumnya? Banyak waktu berkumpul, banyak waktu berdiskusi, banyak waktu untuk bertanya, berinteraksi, dan berkesempatan untuk gereget seperti saat-saat belakangan ini, hiks.


Kenapa pula Kau tumbuhkan lagi rasa ini setelah berganti tahun? Kenapa semakin besar euforia yang berkecambah *apaan coba* serta terus tumbuh subur seakan diberi giberelin, huaaa~ Jadi menggebu-gebu tak karuan... Ingin rasanya menjelaskan kepada banyak orang. Sayangnya, ini bukan hal biasa yang bisa dipahami secara gamblang untuk awam.

Mau bagaimana lagi. Semua sudah terjadi. Sudah terlewati, saat-saat yang seharusnya bisa memberikan perhatian lebih banyak.

Aih, kenapa pula baru sadar di hari H dan di hari-hari setelahnya, Ce?! Ya Tuhan, kenapa Kau buat seterlambat ini, huhuhu.

Hmmm.

Tapi, rasanya senang jika melihat kapal bisa berlabuh dengan tenang dan damai. Tanpa ada gangguan, badai, ombak tinggi, halilintar, dan sebagainya. Sebaliknya, ingin marah saja jika ada gangguan itu. Marah, dan terkadang sedih atau kecewa, ketika pun hanya bersua dengan salah satu saja.

Secara, kapal artinya two-as-one.

Jumpa satu, refleks bertanya-tanya tentang satunya. Tidaklah secara langsung, tapi disimpan dalam hati dan pikiran dulu. Karena memang punya kesibukan masing-masing, 'kan? Hanya saja, kerinduan muncul, hahaha. Two-as-one, tapi hanya satu. Rasanya kurang, hm.

Balik lagi.

Semakin ke sini, semakin besar rasa ingin menaiki kapal. You know lah maksudnya apa. Selain karena ruang dan waktu yang terpisah jauh, membuat intensitas tatap muka akan sangat jarang terjadi untuk durasi lama, menjadikan diri ini ingin naik kapal sekaliii saja untuk mengabadikan satu momen. Entah kapan pun itu, walau inginnya di satu waktu tertentu di mana tanggalnya bagus(?), supaya ada kenangan yang tercipta secara fisik dan pastinya batin.

Dan, akhirnya akan mengabadikan juga dalam bentuk seperti ini, hehehe.

Masih berharap untuk itu saat ini. Semoga diizinkan.

Oleh?

Tuhan YME dan...

Kapal, tentunya.

Ehem, penolakan itu menyedihkan.

23 April 2019

Comments

POPULAR POSTS

About Me!

Space Journey~