Space Journey~
Kalau kata Mr.KING, "Space Journey". Perjalanan ke luar angkasa, dan luar angkasanya adalah bahasa Jepang, hahaha.



Space Journey saya dimulai saat kelas 5 SD. Di mana, saat itu saya menemukan
salah satu situs fanfiksi. Pada masa itu, saya sedang panas-panasnya menyukai
beberapa anime yang sempat tayang di stasiun televisi, terkhusus Naruto. Jadi,
di situs tersebut pun, saya paling sering membaca fanfiksi Naruto. Banyak
tulisan-tulisan yang menyertakan bahasa Jepang di dalamnya. Untuk pertama
kalinya, saya mengenal kosakata Jepang selain "arigatou gozaimasu"
dan "aishiteru". Beberapa kosakata tersebut adalah
"ohayou", "konnichiwa", "konbanwa",
"oyasumi", "gomennasai", "hontou", "jaa
ne", "mata ashita", dan semua sufiks panggilan. Sebenarnya, saya
tidak pernah mencari arti kata-kata itu, karena di ponsel saya dulu belum bisa
menulis aksara Jepang. Sehingga, hasil terjemahan Google tidak bisa ditampilkan
karena hanya memakai romaji. Semakin sering membaca, semakin banyak juga Author yang memakai kata-kata itu.
Sesuai dengan konteks kalimatnya, pada akhirnya saya memahami sendiri arti dari
setiap kosakata baru tersebut.
Kelas 6 SD, saya memiliki teman yang membeli kamus mini bahasa Jepang—lupa namanya. Di halaman-halaman awal tertera (sudah pasti) huruf hiragana dan katakana. Saya meminjam kamusnya dan mencoba menulis nama-nama karakter anime, tapi dengan format nama-marga dan semuanya memakai huruf hiragana. Kalau memakai bahasa non-Jepang, saya memang menyebutkan nama orang Jepang dengan format nama-marga.
Beberapa hari setelahnya, saya meminjam kamus itu kembali sampai beberapa hari. Saya membeli buku kotak besar untuk menghafal hiragana dan katakana. Setiap goresannya melenceng sedikit, langsung saya ulang. Setelah per lima huruf ditulis satu halaman, di balik lembar tersebut saya menulis kosakata yang terdapat huruf hiragana yang sudah dilatih sebelumnya. Misalnya, a-i-u-e-o, kosakatanya: ai (cinta), aoi (biru), ue (di atas), iu (berkata), dan lain-lain sampai sepuluh kosakata. Untuk katakana, entah kenapa saya hanya berlatih sampai pada 'ka' saja. Tapi syukurnya, saya bisa hafal, ww
Sampai di saat sudah lulus SD, akhirnya saya minta dibelikan kamus mini juga. Buku kotak besar yang lama saya pakai kembali untuk langsung berlatih kosakata dengan huruf kanji. Awalnya, saya melatih 黄/ki (kuning), 黒/kuro (hitam), dan 赤/aka (merah). Semua berjalan lancar. Saya berpindah ke nama-nama musim, 春/haru (semi), 夏/natsu (panas), 秋/aki (gugur), dan 冬/fuyu (dingin). Berhenti lagi sampai di situ dan tidak tertinggal di otak sama sekali. Buku kotaknya pun terbengkalai dan tidak pernah terisi lagi.
Masa SMP, masa-masa menyulitkan untuk mengejar pelajaran. Di tahun pertama, saya pernah belajar beberapa kalimat dan kosakata lewat lagu-lagu Vocaloid, tapi hanya dari romaji saja, tidak dengan aksara Jepangnya. Itu juga tidak sampai mempelajari pola kalimat setiap liriknya. Setelah saya membeli satu buku bahasa Jepang untuk anak, saya baru paham bahwa kalimat umum bahasa Jepang itu "objek + wo + kata kerja". Saya juga sempat bingung soal ketidakadaan subjek di pola kalimat umum itu sendiri, wkwk. Tidak sampai seminggu, saya menjawab pertanyaan-pertanyaan di buku itu dengan huruf hiragana. Saya kesal sendiri karena goresan saya jelek sekali, tidak sebagus lengkungan di buku itu -_-
Berlanjut di tahun ke dua SMP, saya hanya mempelajari bahasa Jepang lewat lagu-lagu AKB48 dan JKT48. Karena langsung terjemahan dari lagu sister-nya sendiri, pemahaman saya tentang pola kalimat Jepang sedikit bertambah. Misalnya, tentang perbedaan penggunaan partikel "は" dan "が", tidak bisa saya jelaskan dengan kata-kata namun bisa saya bedakan pada kalimat. Pola frasa pada bahasa Jepang juga ternyata seperti bahasa Inggris, yaitu menerangkan-diterangkan. Misalnya, kucing hitam = kuro neko.
Tahun ke tiga SMP sama sekali tidak mendalami bahasa Jepang. Sampai salah satu teman saya berceletuk soal Hey! Say! JUMP beberapa hari sebelum UN menjelang.
ALHASIIIL, selama liburan pergantian jenjang pendidikan, saya keranjingan dua idola sekaligus, yaitu Yuuya Matsushita dan Hey! Say! JUMP (disingkat HSJ) terkhusus Ryosuke Yamada. Setiap pagi, saya pergi ke warnet untuk mengunduh video-video mereka, terutama yang ada subtitle Inggrisnya. Yah, masa' dengan kemampuan sangat cetek mau sok-sokan nonton yang tidak pakai subtitle? Jadinya ya seperti itu. Kemampuan bahasa Jepang saya meningkat sedikit lagi setelah menonton video-video dari HSJ. Saya mendapatkan video PV making mereka dan banyak menemukan kosakata yang lazim mereka gunakan, seperti "ohayou gozaimasu", "kinchou suru", "yoroshiku onegaishimasu", "otsukaresamadeshita", dan sebagainya. Lewat lirik-lirik lagu mereka juga saya merasa ada sedikit perkembangan dalam menyusun kalimat. Namun, saat itu belum sampai membaca lirik dengan aksara Jepang--masih romaji. Saya sering mendengar lagunya tapi membaca terjemahan. Itu terkadang membuat saya sering mengerutkan dahi daripada menikmati musiknya, ww
Sampai memasuki jenjang SMA, saya masih terbawa suasana mencintai grup itu dan beberapa grup lainnya, seperti Sexy Zone dan NEWS. Sampai-sampai, di satu notes kecil saya berisi kosakata-kosakata baru yang dirasa sering muncul di lirik lagu-lagu mereka. Saya sampai minta teman sebangku saya menanyakan itu untuk menguji diri saya sendiri XD
Kemudian, saya mengenal satu orang lagi. Ren Nagase. Masih dari agensi Johnny's. Karena dia saat itu (Agustus 2014) masih junior, maka gambar-gambarnya di Google masih sangat sedikit. Mau tidak mau, alternatifnya adalah mengetik huruf kanji dari namanya. Karena Ren ini, banyak buku-buku saya yang tercoret huruf kanji namanya, Yamada (HSJ), Shori Sato (Sexy Zone), dan Nakaken (Sexy Zone). Mulai dari itu, saya merasakan betapa pentingnya memang mempelajari huruf kanji. Tapi apes, karena Ren masih junior, video-videonya di acara televisi Jepang juga tidak ada yang ber-subtitle. Saya hanya mengunduh banyak-banyak untuk menikmati keberadaan dia saja :’( Hingga akhirnya saya mengetahui satu acara bertajuk "Maido! Jaanii~". Apesnya lagi, saya tidak menotis acara itu karena tidak kenal dengan orang-orangnya. Hanya tahu bahwa Ren ada di situ. Dan tidak paham bahwa itu adalah acara televisi di mana Ren adalah tokoh utama dari lima tokoh lainnya.
Tahun ke dua SMA, saya mulai kembali menekuni anime karena adanya wifi gratis di sekolah, hehe. Karena seiyuu, saya jadi mempelajari lagi bahasa Jepang itu seperti apa. Sering setiap malam, saya mendengarkan lagu tema beberapa anime dan mencoba menebak apa yang mereka katakan. Saya juga membuat latihan choukai/listening sendiri lewat mendengarkan lagu-lagu anime dan menuliskannya di buku. Setiap kata yang ragu, saya garis bawahi dan nanti diperiksa setelah mencari lirik aslinya di Google. Saya senang dan bangga sendiri (karena tidak tahu mau membanggakan siapa saat itu) karena hanya 30% salah setiap latihan choukai ala-ala tersebut. Yah, karena lagu yang saya pilih juga lagu yang vokalnya bernyanyi dengan jelas, sih. Karena ini juga, sering kali setiap mendengarkan lagu, bukan menikmati, malah fokus ke kalimat sambil berpikir "Eh, kok begitu, ya, strukturnya? Maksudnya apa?! Kok bisa ini artinya?!" T T
Selain itu, beberapa kali juga mendengarkan CD drama anime favorit, dan berusaha mencerna apa yang mereka katakan beserta artinya. Lucu, kalau tertangkap, bisa refleks memekik kesenangan di rumah XD
Nah, di liburan tahun ke dua SMA, saya menemukan blog Bahasa Jepang Bersama! Saya masih ingat trik Rhiizu-sensei dalam menghafal kanji dan itu susah sekali bagi saya! Menghafal materi pelajaran saja susah jika diulang-ulang, apalagi huruf kanji dengan bentuk yang mirip-mirip dan beda lagi onyomi dan kunyomi, hiks. Saya juga membaca kembali bahwa TOEFL-nya Jepang alias JLPT punya lima tingkatan dan N5 yang terendah. Saya buka artikel, apa saja tata bahasa yang masuk. Langsung saya tuliskan di belakang buku tata bahasa Jepang yang saya punya. Tidak cukup itu saja. Saya juga membuka artikel tentang aplikasi yang mendukung belajar bahasa Jepang. Di Android ada Obenkyou, dan di PC ada zkanji. Langsung saja saya unduh aplikasi itu dan benar-benar worth it!
Dari zkanji, saya belajar menghafal kanji N5 saat awal-awal memasuki tahun ke
tiga SMA. Dan mau masuk ke kanji N4, lagi-lagi tersendat karena semua urusan
persiapan masuk kuliah ; ; Saya cuma sempat berlatih menulis beberapa huruf
saja kemudian terbengkalai. Padahal, huruf kanji-nya sampai di-print segala supaya tidak ada kekeliruan
goresan DX
Sampai saat ini, masih saja berjuang untuk menghafal kosakata N5. Membaca tweet bahasa Jepang juga terkadang cuma bisa membaca tanpa tahu mengartikannya dalam kalimat. Ibarat kita membaca satu kosakata baru yang sedang viral, tapi tidak tahu definisinya. Tapi, dari situ saya juga bisa melatih bahasa Jepang ini. Beberapa acara televisi juga sudah saya coba untuk tonton. Walaupun memang akhirnya mengerti tidak sampai 30% dari keseluruhan, tetap ada rasa bangga tersendiri saat mengerti apa yang mereka katakan. Untung juga dibantu dengan tulisan-tulisan yang muncul seiring mereka bicara (kerjaan editor untuk menghidupkan suasana).
Latihan menulis juga masih tersendat-sendat karena rasa malas, tugas, dan godaan bermain media sosial. Tapi, setelah sejak lama mengimpikan ikut JLPT (karena alasan ekonomi, tentunya), akhirnya Desember kemarin bisa mencoba. Sekian "Space Journey" saya kali ini. Wish me luck for the result later!
Harusnya ini tulisan untuk ikutan give away tapi saat di hari deadline malah lupa untuk meng-post-nya di LINE. Baka na atashi~ XDa
Comments
Post a Comment